Tunduk Kepada Atsar
[471] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Pelajarilah atsar-atsar ini. Barangsiapa yang melontarkan pendapat dengan akalnya, katakanlah: ‘Pendapatku sama kedudukannya dengan pendapatmu’.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyah al-Auliya’, hal. 359)
Kebahagiaan
[472] Habib Abu Muhammad rahimahullah berkata, “Sesungguhnya termasuk bagian dari kebahagiaan seorang adalah tatkala ia meninggal maka meninggal pula dosa-dosanya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyah al-Auliya’, hal. 361)
Pokok-Pokok Agama
[473] Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Pokok-pokok as-Sunnah dalam pandangan kami adalah berpegang teguh dengan apa-apa yang diyakini oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meneladani mereka dan meninggalkan bid’ah-bid’ah. Kami meyakini bahwa semua bid’ah adalah sesat. Kami meninggalkan perdebatan. Kami meninggalkan duduk-duduk (belajar) bersama pengekor hawa nafsu. Kami meninggalkan perbantahan, perdebatan, dan pertengkaran dalam urusan agama.” (lihat ‘Aqa’id A’immah as-Salaf, hal. 19)
al-Qur’an Kalamullah
[474] Imam Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri al-Kufi rahimahullah berkata, “al-Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk. Dari-Nya ia datang dan kepada-Nya ia akan kembali. Barangsiapa yang berkeyakinan menyelisihi hal ini maka dia adalah kafir.” (lihat ‘Aqa’id A’immah as-Salaf, hal. 141)
Iman Kepada Takdir
[475] Imam al-Humaidi rahimahullah berkata, “as-Sunnah dalam pandangan kami adalah hendaknya seorang mengimani takdir yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang pahit…” (lihat ‘Aqa’id A’immah as-Salaf, hal. 151)
Antara Mukmin dan Munafik
[476] Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Seorang mukmin berhusnuzhan kepada Rabbnya, oleh sebab itu dia membaguskan amalnya. Adapun orang munafik bersu’uzhan kepada Rabbnya, oleh sebab itu dia memperburuk amalnya.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1157)
Merealisasikan Iman
[477] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Bukanlah iman itu dicapai semata-mata dengan menghiasi penampilan atau berangan-angan, akan tetapi iman adalah apa yang tertanam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1124)
Pilar-Pilar Keimanan
[478] Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Iman adalah ucapan. Dan tidak ada ucapan kecuali harus disertai dengan amalan. Tidak ada ucapan dan amalan kecuali harus dilandasi dengan niat. Tidak ada ucapan, amalan dan niat kecuali harus dilandasi dengan as-Sunnah.” Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1153)
Cinta dan Benci Karena Allah
[479] Mujahid rahimahullah berkata, “Simpul keimanan yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1170)
Islam Adalah Fitrah
[480] Mujahid rahimahullah menafsirkan firman Allah (yang artinya), “Itulah fitrah dari Allah yang Allah ciptakan manusia di atasnya…” (QS. Ar-Ruum: 30). Beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan fitrah adalah, “Islam.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 48)