Sholat Yang Membekas
[341] Bakr al-Muzani rahimahullah berkata, “Jika engkau ingin agar sholatmu bermanfaat [memberikan pengaruh] kepadamu maka katakanlah –pada dirimu sendiri- bahwa aku tidak mengerjakan sholat kecuali sholat itu saja.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 181)
Keagungan Hak Allah
[342] Thalq bin Habib rahimahullah berkata, “Sesungguhnya hak-hak Allah itu terlau agung untuk bisa ditunaikan dengan sempurna oleh seorang hamba. Akan tetapi mereka dapat menggapai keutamaan dengan senantiasa bertaubat di waktu pagi dan bertaubat di waktu sore.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 195)
Kelezatan Bagi Hati
[343] Tsabit al-Bunani rahimahullah berkata, “Tidaklah aku merasakan sesuatu yang lebih mendatangkan kelezatan ke dalam hatiku daripada sholat malam.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 211)
Jahannam Tidak Membiarkan Mereka Terlelap
[344] Putri ‘Amir bin Abdi Qais berkata kepada ayahnya, “Mengapa aku melihat orang-orang terlelap tidur sementara engkau tidak tidur…” Maka beliau menjawab, “Wahai putriku, sesungguhnya neraka Jahannam membuatku tidak bisa terlelap tidur.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal.215)
Dosa Yang Membutuhkan Ampunan
[345] Suatu ketika putri Rabi’ bin Khutsaim rahimahullah bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayahanda, orang-orang tidur sedangkan aku melihat engkau tidak tidur?” Maka Rabi’ menjawab, “Wahai putriku, sesungguhnya ayahmu khawatir akan akibat dari dosa-dosa.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 215)
Sebab Tidak Bisa Sholat Malam
[346] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya seseorang bisa jadi melakukan suatu dosa kemudian hal itu membuatnya terhalang dari mengerjakan sholat malam.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 217)
Benteng Kemenangan
[347] Bisyr bin al-Harits rahimahullah berkata, “Engkau tidak akan merasakan manisnya ibadah sampai kamu bisa meletakkan tembok/penghalang antara dirimu dengan syahwat.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 217)
Jarak Antara Kita Dengan Mereka
[348] Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Berapakah jarak antara kalian dengan kaum [pendahulu] itu? Dunia datang kepada mereka –salafus shalih- dan mereka berlari darinya. Sementara dunia itu pergi meninggalkan kalian dan kalian justru mengejarnya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 222)
Gembira Memasuki Waktu Malam
[349] Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Apabila matahari telah tenggelam aku pun merasa gembira dengan kegelapan agar bisa menyelimuti kesendirianku dengan Rabbku. Dan apabila matahari telah terbit, aku pun sedih karena orang-orang pun akan masuk dalam hidupku.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 232)
Kenikmatan Dunia
[350] Ibnul Munkadir rahimahullah berkata, “Kini tidak tersisa lagi kelezatan di dunia kecuali tiga perkara; … sholat malam, berjumpa dengan saudara [sesama muslim], dan sholat berjama’ah.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 237)