Sifat Seorang Mukmin
[451] Sahl bin Abdullah rahimahullah berkata, “Seorang mukmin adalah orang yang senantiasa merasa diawasi Allah, mengevaluasi dirinya, dan membekali diri untuk menyambut akhiratnya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 711)
Tanda Kecintaan dan Kebencian
[452] Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan memperbanyak kekhawatirannya. Dan apabila Allah membenci seorang hamba maka Allah akan melapangkan dunianya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 717)
Bukan Tanda Cinta
[453] Bisyr bin as-Sari rahimahullah berkata, “Bukanlah termasuk tanda-tanda kecintaan apabila engkau justru mencintai apa yang dibenci oleh orang yang kamu cintai.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 717)
Tanda Cinta Kepada Allah
[454] Dzun Nun rahimahullah berkata, “Salah satu tanda orang yang benar-benar mencintai Allah adalah tidak memiliki kebutuhan kepada [sesembahan] selain Allah.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 721)
Antara Cinta dan Syari’at
[455] Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata, “Bukanlah orang yang jujur yang mengaku cinta kepada-Nya akan tetapi tidak menjaga batasan/aturan-Nya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 723)
Kerinduan dan Ketentraman Bersama Allah
[456] Ibnu al-Farghani rahimahullah berkata, “Kecintaan pasti menumbuhkan kerinduan, sedangkan kerinduan pasti membuahkan ketentraman. Barangsiapa yang kehilangan kerinduan dan ketentraman -dalam beribadah- maka ketahuilah bahwa dia bukan seorang pecinta yang sejati.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 733)
Mengorbankan Agama Demi Dunia
[457] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Apabila seorang an-Naasik [ahli ibadah] telah diridhai oleh semua tetangganya, maka ketahuilah bahwa dia adalah orang yang suka ber-mudahanah/basa-basi dengan mengorbankan agama, pent.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 736)
Tetap Istiqomah
[458] Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan -yang benar- selain Dia. Tidaklah membahayakan bagi seorang hamba yang senantiasa berada di atas Islam pada waktu pagi hingga sore hari, apapun yang menimpa dirinya dari masalah-masalah dunia.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 741
Tidak Suka Pujian
[459] Adalah Ibnu Muhairiz rahimahullah, apabila ada orang yang memuji-muji dirinya maka dia berkata, “Tidakkah kamu mengetahui? Apa sih yang kamu ketahui -tentang diriku, pent-?” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 742)
Tidak Lupa Daratan
[460] Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “Para ulama mengatakan bahwa pujian tidak akan memperdaya seorang yang benar-benar telah mengenali hakikat dirinya sendiri.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 743)
Artikel Terkait
Ketakutan Ulama Salaf terhadap Godaan Wanita
Dari Abul Malih, aku mendengar Maimun, yakni Ibnu Mihran, berkata, لأن أوتمن على بيت مال أحب إلي من أن أوتمن على امرأة “Aku diberi amanah untuk menjaga Baitul Mal lebih aku sukai daripada aku diberi amanah untuk menjaga seoran [...]
Dampak Maksiat: Merasa Risih Berkumpul dengan Orang-Orang Shalih
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam Ad-Daa’ wad Dawaa’ salah satu dampak negatif maksiat, الوحشة التي تحصل بينه و بين الناس لا سيما أهل الخير منهم. فإنه يجد وحشة بينه و بينهم، و كلما قويت تلك الوحشة بعد منهم و من [...]
Induk Segala Kemaksiatan
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, أصول المعاصي كلها كبارها وصغارها ثلاثة : تعلق القلب بغير الله , وطاعة القوة الغضبية , والقوة الشهوانية . وهي : الشرك , والظلم , والفواحش . فغاية التعلق بغير الله شرك , وأن يدعي معه إله آخر [...]