211. Bisnis dan Kekuasaan
DR.Abdul Aziz Tharifi hafizhahullah berkata: "Bisnis dan kekuasaan tidak akan berkumpul dalam diri seseorang, kecuali salah satunya akan membinasakan pemiliknya."
@AbdulazizTarifi Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA
212. Perjuangan dan Pertolongan
DR.Abdul Aziz Tharifi hafizhahullah berkata: "Allah tidak akan memberikan pertolongan bagi suatu umat, kecuali dengan darah (perjuangan) mereka. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. At Taubah: 16).
@AbdulazizTarifi Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA
213. Perbedaan Antara Kebenaran dan Kesesatan Sangat Jelas
DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata: "Jika engkau ingin mengetahui perbedaan antara kebenaran dan kesesatan, maka perhatikanlah perbedaannya ketika engkau bepergian di waktu malam dan siang hari."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia), salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.
214. Tidak Pernah Bersyukur
Al Hasan Al Bashri berkata tentang firman Allah, “Sesungguhnya manusia sangat ingkar tidak bersyukur kepada Rabbnya” (QS. Al ‘Aadiyat 7), yaitu mereka yang selalu menghitung-hitung musibah dan melupakan nikmat yang banyak." (Al Jaami’ li Ahkaamil Quraan lil Qurthubi 16/69)
@saltaweel Syaikh Salim Al Thawil, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsamin,
215. Kecerdasan seorang Muslim
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah berkata: "Termasuk tanda kecerdasan seseorang: bersemangat beramal yang lebih banyak pahalanya, dia paham amal apa yang paling Allah cintai, kemudian dia melakukannya. Dia paham amal apa yang lebih utama di sisi Allah kemudian dia mengikutinya."
@almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA
216. Awas Lisan Mu bisa Mengores Hati
Syaikh Abdullah Faishal bin Abduh Qa'id Al-Hasyidi hafizhahullah berkata: "Hati manusia tidak akan pernah bisa dikendalikan kecuali oleh orang yang mampu bermuamalah (berhubungan) secara baik dengannya. Ia bagaikan sebuah kaca atau cermin, TERKADANG hanya karena satu kata yang melukainya bisa membuatnya HANCUR dan PECAH, sehingga tidak bisa kembali bersih bersih dari rasa benci dan dengki. KECUALI atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala." {Muqaddimah Thariquna lil Qulub}
217. Hikmah Adanya Ujian
DR.Yusuf Al-Syubailiy hafizhahullah berkata: "Hikmah terbesar dari ujian adalah, melembutkan hati yang keras, mengingatkan jiwa yang lalai, mendekatkan hubungan hamba dengan Rabb-nya dan menambah rasa harap seorang hamba dengan Rabb-nya."
@yalshubaily Dr Yusuf Al Syubailiy, Riyadh, pengajar fiqh di Ma’had ‘Ali (perguruan tinggi) Hukum, anggota Asosiasi Ahli Fiqh Syari’ah Amerika
218. DUNGU lagi BANDEL
DR.Khalid Azh-Zhafiri hafizhahullah berkata: "Diantara tanda-tanda kiamat yang paling banyak terjadi saat ini ialah seperti dalam hadits, “Tidak akan tegak hari kiamat sampai orang yang paling bahagia di dunia adalah Luka’ ibn Luka’”. (HR Ahmad, dishahihkan oleh Al Albani). Makna “Luka’” yang shahih ialah: orang yang dungu lagi bandel."
@almadani_k Dr. Khalid Azh Zhafiri, Imam dan khatib Masjid As Sa’idi, Kuwait, • Feb 10, 2012 2:58 pm - twit ulama
219. Hal yang Membuat Hati Tenang
DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata: "Hal yang paling penting, yang dapat membuat hati menjadi tenang adalah kecintaan kepada Allah serta mengagungkannya."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia), salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.
220. Taubat Terhadap Hak Manusia
DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata: "Taubat, tidak dapat menggugurkan hak manusia. Jika seorang pembunuh bertaubat dari dosanya, bukan berarti telah gugur hak wali (dari orang yang telah dibunuh) untuk melakukan qishosh (hukuman) atau meminta tebusan. Karenanya, kita perlu membedakan di dalam bertaubat (yang berkaitan) antara hak Allah dan hak manusia."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia), salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.