141. Baiknya Islam seseorang
Syaikh Sulaiman Al-Majid hafizhahullah berkata: Hadits “Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi, hasan -Pent). Di dalamnya terkandung ketenangan pikiran, (penyebab) kecintaan orang lain kepada Anda, dan pencegahan dari perilaku negatif."
@s_almajed Syaikh Sulaiman Al Majid, Anggota majelis syura Saudi Arabia, pengasuh berbagai majelis ilmu di kota Riyadh, website beliau www.salmajed.com
142. Tidak Mampu mengatakan suatu kebenaran
Syaikh DR.Khalid Al-Mushlihh hafizhahullah berkata: "Ketika engkau tidak mampu mengatakan suatu kebenaran, janganlah coba-coba mengatakan suatu kebohongan. Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah kalian menjadi musuh (orang-orang yg benar) karena (membela) orang-orang yang khianat/pendusta” (An-Nisa :105).
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
143. Manfaat Mendudukan Pandangan
Syaikh DR.Khalid Al-Mushlih berkata: "Ghadhul bashar, menundukkan pandangan (dari hal-hal yang dilarang -pent), dapat mencerahkan akal pikiran."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
144. Buah Keyakinan Kepada Allah
Syaikh DR.Shalih as-Sulthan hafizhahullah berkata: "Berserah diri pada Allah merupakan tujuan dari keyakinan kita pada Allah Ta’ala, dan buah dari keyakinan itu adalah ketenangan hidup, dan tercapainya keinginan. Lihatlah ibunya Nabi Musa ‘alaihissalam ketika dia menyerahkan semua urusannya pada Allah Ta’ala dan dia melemparkan peti berisi Musa kecil ke sungai. Hasilnya, Musa yang masih kecil terselamatkan dari pembunuhan Firaun, dan bayi itu pun kembali padanya."
@_salehalsultan (Dr. Shalih As Sulthan, Dosen Fakultas Syariah Universitas Al Qashim, Saudi Arabia) • Feb 1, 2012 1:57 pm
145. Tiga Jalan Syaithan Menyesatkan Manusia
Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata didalam kitab nya yang berjudul al-Fawaaid hal 190: "Tidak ada jalan bagi setan untuk menyesatkan manusia kecuali dari tiga arah : 1. Al Isyraf, sikap berlebih-lebihan 2. Al Ghaflah (lalai, meremehkan suatu ibadah ed) 3. Takalluf, membebani diri dalam hal-hal yang tidak bermanfaat."
146. Kenikmatan Terbesar
Syaikh DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata: "Kenikmatan terbesar di dunia secara mutlak adalah kecintaan kepada Allah. Karenanya, suatu hal yang menyenangkan, ketika seseorang di dalam hatinya tersimpan rasa cinta kepada Robbnya. Yaa Allah berikanlah kami keikhlasan di dalam cinta kepadamu."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia) • Feb 2, 2012 9:35 am
147. Tawadhu'
Syaikh DR.Ahmad bin 'Ali As-Sudais hafizhahullah berkata: "Tawadhu, rendah hati, merupakan akhlaq mulia. Seseorang dapat mengenali tanda-tandanya dalam sikap dan perilakunya sendiri. Ibnu Mas’ud berkata, “Puncak tawadhu’ ialah memulai salam terlebih dahulu ketika bertemu, dan ridha dengan orang lain yang duduk di suatu majelis”.
@dr_AhmadAlsdies Dr. Ahmad bin ‘Ali As Sudais, ketua jurusan Qira’at Universitas Islam Madinah Munawwarah.
148. Hukum Mengeraskan Suara Bagi Imam Shalat Jama'ah yang Kedua Di Satu Masjid.
Syaikh Abdurrahman bin Shalih as-Sudais hafizhahullah berkata: "Imam jamaah kedua di masjid (karena tertinggal jamaah pertama -pent) tidak boleh mengeraskan suara, kecuali sebatas yang bisa didengar makmumnya. Agar tidak mengganggu jamaah yang masih berada di masjid (yang sedang berdzikir -pent).
@assdais Syaikh Abdurrahman bin Shalih As Sudais, penulis kitab-kitab ilmiah diantaranya Syarh ‘Aqidah Ath Thahawiyah.
149. Pertanyaan yang Bermanfaat
Syaikh DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata: "Sebuah pertanyaan yang tidak seorang pun mampu menjawab, namun berdampak positif bagi kita. “Berapa lama lagi sisa umur kita?”. Setiap orang yang mendapati pertanyaan ini di benaknya, akan semakin cermat dalam memanfaatkan waktunya."
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia) • Jan 30, 2012 4:47 pm
150. Begini seharusnya Seorang Faqih Didalam Bersikap
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafizhahullah berkata: "Seseorang tidak disebut faqih hingga mampu menimbang antara maslahat (kebaikan) dan mafsadat (kerusakan), mengetahui yang terbaik diantara dua kebaikan, yang terburuk diantara dua keburukan. Sesungguhnya syariat itu bertujuan untuk memperoleh maslahat dan melengkapinya, dan menghilangkan mafsadat serta menguranginya."