Nasib Pemuja Dunia
[288] Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah berkata, “Dunia akan mencari orang yang berusaha lari meninggalkannya. Apabila dunia berhasil meraihnya niscaya ia akan melukainya. Dan seandainya pencari dunia berhasil meraihnya [dunia] niscaya dunia akan membinasakan dirinya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 338)
Pengaruh Cinta Dunia
[289] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Sungguh aku bisa mengetahui kecintaan seorang terhadap dunia dari caranya mengucapkan salam kepada orang yang memiliki [perkara] dunia [yang dia cari].” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 338)
Sumber Kehinaan
[290] Bisyr bin al-Harits rahimahullah berkata, “Katakanlah kepada orang yang suka mengejar-ngejar dunia: Bersiaplah kamu untuk merasakan kehinaan.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 339)
Manis dan Pahit
[291] Thawus rahimahullah berkata, “Sesuatu yang terasa manis di dunia [maksiat] kelak akan terasa pahit di akhirat, sedangkan sesuatu yang terasa pahit di dunia [sabar] kelak akan terasa manis di akhirat.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 341)
Ujian dan Tipu Daya
[292] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Tidaklah dunia dilapangkan untuk seseorang kecuali akan memperpedaya, dan tidaklah ia dilipat [disempitkan] dari seseorang melainkan sebagai cobaan.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 341)
Ajal Dunia
[293] Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dunia ini memiliki ajal sebagaimana anak Adam memiliki ajal. Jika telah datang ajalnya maka matilah dunia.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 341)
Kesulitan dan Kesenangan
[294] Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu berkata, “Kami diuji dengan kesulitan maka kami pun bisa bersabar, akan tetapi tatkala kami diuji dengan kesenangan maka kami tidak bisa bersabar.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliya’, hal. 342)
Ilmu dan Kekuasaan
[295] Sufyan berkata: al-Ahnaf mengatakan: ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu berkata kepada kami, “Perdalamlah ilmu sebelum kalian dijadikan sebagai pemimpin.” Sufyan mengatakan, “Sebab seorang jika sudah mendalami ilmu niscaya tidak akan mencari jabatan kepemimpinan.” (lihat Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf, hal. 37)
Orang Yang Cerdas
[296] ‘Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu berkata, “Bukanlah orang yang pandai yang bisa membedakan yang baik dengan yang buruk. Akan tetapi orang yang benar-benar pandai adalah yang bisa membedakan mana yang lebih baik diantara dua keburukan.” (lihat Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf, hal. 41)
Sosok Yang Kuat
[297] Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Janganlah salah seorang dari kalian taklid/membebek kepada siapa pun dalam hal agamanya; jika orang itu beriman maka dia pun beriman, dan jika orang itu kafir maka dia pun ikut kafir. Jika kalian harus mengikuti maka teladanilah orang-orang [salih] yang sudah meninggal. Sebab orang yang masih hidup tidak aman dari goncangan fitnah.” (lihat Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf, hal. 49)
Sedih dan Gembira
[298] Diriwayatkan bahwa Hatim al-Asham rahimahullah berkata, “Aku senang jika orang yang berdebat denganku benar dan aku merasa sedih jika dia salah.” (lihat Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf, hal. 51)