Tanda Kebaikan dan Keburukan
[381] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Tidaklah memahami agamanya orang yang tidak pandai menjaga lisannya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/84])
Binatang Buas
[382] Thawus rahimahullah berkata, “Lisanku adalah binatang buas. Apabila aku melepaskannya dengan bebas niscaya ia akan memakan diriku.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/90])
Bahaya Namimah
[383] Yahya bin Aktsam rahimahullah berkata, “Tukang namimah/adu-domba lebih jelek daripada tukang sihir. Seorang tukang namimah bisa melakukan sesuatu dalam waktu satu jam apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang tukang sihir selama sebulan.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/128])
Bahaya Dusta
[384] ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata, “Sebesar-besar kesalahan di sisi Allah adalah lisan yang suka berdusta dan seburuk-buruk penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/138])
Amal Yang Tidak Diterima
[385] Bilal bin Sa’ad rahimahullah berkata, “Tiga hal yang menyebabkan amalan tidak akan diterima apabila disertai olehnya, yaitu; syirik, kekafiran, dan ra’yu.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud ra’yu.” Beliau menjawab, “Yaitu apabila dia meninggalkan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya dan beramal dengan ra’yu/pendapatnya sendiri.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa‘, hal. 359)
Dosa Yang Terus Mengalir
[386] Habib Abu Muhammad rahimahullah berkata, “Salah satu tanda kebahagiaan bagi seorang hamba adalah apabila dia mati maka ikut mati pula dosa-dosanya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 361)
Akibat Dosa
[387] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Aku terhalang dari melakukan sholat malam selama lima bulan gara-gara sebuah dosa yang pernah aku lakukan.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 361)
Mencari Tempat Yang Tepat
[388] Seorang lelaki berkata kepada Hatim al-Asham rahimahullah, “Berikanlah nasehat kepadaku.” Maka beliau berkata, “Jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Tuhanmu maka lakukanlah hal itu di tempat yang tidak dilihat-Nya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 362)
Kepada Siapa Hal Itu Ditujukan
[389] Bilal bin Sa’id rahimahullah berkata, “Janganlah kamu melihat kecilnya kesalahan, akan tetapi lihatlah kepada siapa kamu berbuat durhaka.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 362)
Antara Tangisan dan Penyesalan
[390] Bakr bin Abdullah al-Muzani rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang melakukan dosa sambil tertawa-tawa, maka dia akan masuk neraka sambil menangis.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 362)