Al Hikmah

Tiga Pokok Kebahagiaan

[134] Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Ada tiga pokok yang menjadi pondasi kebahagiaan seorang hamba, dan masing-masingnya memiliki lawan. Barangsiapa yang kehilangan pokok tersebut maka dia akan terjerumus ke dalam lawannya. [1] Tauhid, lawannya syirik. [2] Sunnah, lawannya bid’ah. Dan [3] ketaatan, lawannya adalah maksiat…” (lihat al-Fawa’id, hal. 104)

Hakikat Takwa

[135] Thalq bin Habib rahimahullah mengatakan, “Takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah seraya mengharap pahala dari Allah, dan kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah seraya merasa takut terhadap siksaan dari Allah.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/222], Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 211)

Kiat Menghafal Hadits

[136] Waki’ rahimahullah berkata, “Apabila kamu ingin menghafalkan hadits, maka amalkanlah hadits itu.” (lihat mukadimah az-Zuhd karya Imam Waki’, hal. 91)

[137] Waki’ rahimahullah berpesan, “Mintalah pertolongan -kepada Allah- untuk menguatkan hafalan dengan mempersedikit dosa.” (lihat mukadimah az-Zuhd, hal. 91)

Memilih Yang Terbaik

[138] Yahya bin Khalid al-Barmaki rahimahullah berkata kepada anaknya, “Dahulu mereka -pendahulu yang salih- mencatat sesuatu yang terbaik dari apa yang mereka dengar. Mereka menghafalkan sesuatu yang terbaik dari apa yang mereka catat. Kemudian mereka menyampaikan sesuatu yang terbaik dari apa yang mereka hafalkan.” (lihat al-Fawa’id wa al-Akhbar wa al-Hikayat, hal. 126)

Tanda Kebodohan

[139] Masruq rahimahullah berkata, “Cukuplah menjadi tanda keilmuan seorang tatkala dia merasa takut kepada Allah. Dan cukuplah menjadi tanda kebodohan seorang apabila dia merasa ujub dengan amalnya.” (lihat Min A’lam as-Salaf [1/23])

Waktu Khusus Untuk Mengevaluasi Diri

[140] Masruq rahimahullah berkata, “Semestinya seorang memiliki kesempatan-kesempatan khusus untuk menyendiri lalu mengingat-ingat dosanya dan memohon ampunan kepada Allah atasnya.” (lihat Min A’lam as-Salaf [1/23])

Hidayah Taufik Bukan Di Tangan Manusia

[141] Mutharrif bin Abdillah bin asy-Syikhkhir rahimahullah berkata, “Seandainya kebaikan ada di telapak tangan salah seorang dari kita. Niscaya dia tidak akan sanggup menuangkan kebaikan itu ke dalam hatinya kecuali apabila Allah ‘azza wa jalla yang menuangkannya ke dalam hatinya.” (lihat Aqwal Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman [1/131])

Jangan Terpedaya

[142] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sungguh, apabila aku dijatuhkan dari langit ke permukaan bumi ini lebih aku sukai daripada mengatakan: Segala urusan berada di tanganku!” (lihat Aqwal Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman [1/134])

Mendustakan Takdir

[143] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Barangsiapa mendustakan takdir sesungguhnya dia telah mendustakan al-Qur’an.” (lihat Aqwal Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman [1/138])

Mengingat Kematian

[144] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Seandainya mengingat kematian berpisah dari hatiku maka aku benar-benar khawatir hatiku menjadi rusak.” (lihat Min A’lam as-Salaf [1/70])
 
Top