Dari Anas diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki yang datang menjumpai Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku berjalan-jalan.” Beliau berkata: “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta.” Lelaki itu menukas: “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?” “Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?” Ujar beliau (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam”Sunan”-nya dalam kitab “Al-Adab”-92 bab Riwayat Tentang Bersenda Gurau Hadits No.3998 (V:270) dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari Shuhaib diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah menemui Nabi Shallallahu’alaihiwasallam. Ketika itu di hadapan beliau ada roti dan kurma. “Sini mendekatlah dan makanlah.” Beliau menawarkan. Akupun mulai memakan kurma tersebut. Tiba-tiba Nabi Shallallahu’alaihiwasallam menjawab: “Lho, kamu kok makan kurma, bukankah kamu sakit mata?” Aku menjawab: “Iya . Tetapi aku memakannya lewat mata yang sebelahnya.” Beliaupun tersenyum.(Dihasankan oleh Al-Albani dalam “Shahih Sunan Ibnu Majah”II:253 No.2776)
Dari Usaid bin Hudhair diriwayatkan bahwa ia berkata: “Ketika Shuhaib sedang berbincang dengan sekelompok orang (ia dikenal suka bercanda), ia menuturkan cerita yang lucu, maka Nabi menohok pinggangnya (dengan tongkat). Ia kontan berkata: “Coba aku balas engkau ya Rasulullah!” Beliau menanggapi: “Balaslah.” Lelaki itu menukas: “Tetapi Anda memakai gamis, sedangkan saya tidak memakai gamis.” Maka Nabi menyingkapkan gamisnya. Tetapi tak dinyana, ternyata Shuhaib justru memeluk beliau dan menciumi kulit perutnya, sambil berkata: “Sesungguhnya yang kumaui tidak lain adalah ini wahai Rasulullah.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam “Sunan”-nya dalam kitab “Al-Adab”-160, bab Mencium Tubuh (Nabi) hadits No.5223 dan dishahihkan oleh Al-Albani ["Shahih Abi Dawud" III:980 No.4352])
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata: “Orang-orang bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah Anda juga mengajak kami bercanda?” Beliau menjawab: “Iya, cuma aku hanya mengatakan sesuatu apa adanya (tanpa berdusta).” (Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dalam bab-bab kitab “Al-Birr wash Shillah”-57 bab Riwayat Tentang Senda Gurau 1991, dan beliau berkomentar: “Hadits ini hasan shahih.”)
Jarir menuturkan: “Setiap kali Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam melihatku, beliau pasti tersenyum.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Sumber : Aina Nahnu Min Akhlaaqis Salaf, Abdul Azis bin Nashir Al-Jalil Baha’uddien ‘Aqiel, Edisi Indonesia “Panduan Akhlak Salaf” alih bahasa : Abu Umar Basyir Al-Medani
Artikel Terkait
Ketakutan Ulama Salaf terhadap Godaan Wanita
Dari Abul Malih, aku mendengar Maimun, yakni Ibnu Mihran, berkata, لأن أوتمن على بيت مال أحب إلي من أن أوتمن على امرأة “Aku diberi amanah untuk menjaga Baitul Mal lebih aku sukai daripada aku diberi amanah untuk menjaga seoran [...]
Dampak Maksiat: Merasa Risih Berkumpul dengan Orang-Orang Shalih
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam Ad-Daa’ wad Dawaa’ salah satu dampak negatif maksiat, الوحشة التي تحصل بينه و بين الناس لا سيما أهل الخير منهم. فإنه يجد وحشة بينه و بينهم، و كلما قويت تلك الوحشة بعد منهم و من [...]
Induk Segala Kemaksiatan
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, أصول المعاصي كلها كبارها وصغارها ثلاثة : تعلق القلب بغير الله , وطاعة القوة الغضبية , والقوة الشهوانية . وهي : الشرك , والظلم , والفواحش . فغاية التعلق بغير الله شرك , وأن يدعي معه إله آخر [...]