Al Hikmah

Pujian dan Celaan Dalam Qur’an

[557] Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap apa yang ada di dalam Al-Qur’an berupa pujian untuk seorang hamba, maka hal tersebut merupakan buah dari ilmu. Dan setiap apa yang ada di dalam Al-Qur’an berupa celaan terhadap seorang hamba, maka hal tersebut merupakan buah dari kebodohan.” (Lihat Ma'alim fii Thariiqi Thalabil 'Ilm, 14)

Bersemangat Dalam Kebaikan

[558] Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang menganggap perjalanannya panjang, niscaya langkahnya akan melemah.“ (Lihat Al-Fawa'id, 90)

Macam-macam Dzikir

[559] Dikatakan oleh Maimun bin Mihran rahimahullah: “Dzikir itu ada dua: Dzikir dengan lisan, maka hal ini adalah  baik; dan yang lebih utama adalah dzikir yang berarti seorang hamba mengingat Allah ketika ia berhadapan dengan maksiat atau dosa.” (Lihat Ibnu Abid Dunya, Al-Wara', 49 dan Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya', IV/78)

Wujud Dzikir Kepada Allah

[560] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata: “Sesungguhnya yang dinamakan takut adalah takut kepada Allah yang mampu menghalangi kamu dari berbuat maksiat. Dzikir (ingat kepada Allah) adalah sarana untuk taat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah berarti dia mengingat-Nya, dan barangsiapa yang tidak mentaati-Nya berarti dia tidak mengingat (berdzikir kepada)-Nya, sekalipun dia banyak bertasbih dan membaca Al-Qur’an.” (Lihat Abu Nu'aim Al-Asfahani, Hilyatul Auliya', IV/276)

Hakikat Kemusyrikan

[561] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Engkau lihat, orang-orang musyrik itu amalannya menyelisihi ucapannya sendiri. Mereka mengatakan, ‘Kami tidak mencintai sesembahan-sesembahan kami seperti mencintai Allah dan kami tidak menyamakan mereka dengan Allah’. Akan tetapi, mereka marah ketika kehormatan berhala-berhala mereka dilanggar, dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahannya karena Allah.” (Lihat Madarijus Salikin, I/341)

Takut Akan Perbuatan Syirik

[562] Berkata Mughirah bin Miqsam: ‘Pernah Ibrahim At-Taimi -rahimahullah berkata: “Siapakah orang yang merasa aman dari bencana terjatuh kepada perbuatan syirik setelah Khalilullah Ibrahim ‘Alaihis Salam, yang berkata: Ya Tuhanku, jauhkanlah aku dan anak-anakku dari menyembah patung-patung?.”‘ (Lihat Tafsir Ibnu Jarir, VII/460)

Memanfaatkan Waktu

[563] Al-Khalil bin Ahmad rahimahullah berkata: “Waktu itu ada tiga bagian: waktu yang telah berlalu darimu dan takkan kembali; waktu yang sedang kau alami, dan lihatlah bagaimana ia akan berlalu darimu; dan waktu yang engkau tunggu, yang bisa jadi engkau tidak akan mendapatkannya.” (Lihat Thabaqat Al-Hanabilah, I/288)

Meluruskan Niat Dalam Menuntut Ilmu

[564] Al-Khatib Al-Baghdadi rahimahullah berkata: “Kemudian aku wasiatkan kepadamu, wahai penuntut ilmu! Luruskanlah niat dalam menuntut ilmu dan bersungguh-sungguhlah dalam mengamalkannya. Karena, ilmu Syar’i ibarat pohon dan amal itu merupakan buahnya. Dan seseorang tidak dianggap sebagai orang berilmu selama ia belum mengamalkan ilmunya.” (Lihat Iqtidha Al-'Ilmi Al-'Amal, hal 14)
 
Top