220. Ibnu Baththah Al Ukbary berkata :
“Saya pernah melihat sekelompok manusia yang dahulunya melaknat dan mencaci ahli bid’ah lalu mereka duduk bersama ahli bid’ah untuk mengingkari dan membantah mereka dan terus menerus orang-orang itu bermudah-mudah sedangkan tipu daya itu sangat halus (tersamar) dan kekafiran sangat lembut (merambat) dan akhirnya tercurah kepada mereka.” (Al Ibanah 2/470)
221. Muhammad bin Al Ala’ Abu Bakr menceritakan kepada kami dari Mughirah ia berkata, Muhammad bin As Saib keluar --dan ia bukan ahli bid’ah-- ia berkata :
“Pergilah bersama kami sampai kita mendengar ucapan mereka (ahli bid’ah)”, maka ia tidak kembali sampai akhirnya ia menerima kebid’ahan itu dan hatinya terikat dengan ucapan mereka.” (Al Ibanah 2/470 nomor 476-477 dan Tahdzibut Tahdzib 8/113)
222. Al Ashma’i berkata :
“Mu’tamir menceritakan kepada kami dari Utsman Al Buty, ia berkata bahwa Imran bin Haththan adalah seorang Sunniy lalu datang pelayan dari penduduk Amman seperti bighal (seorang mubtadi’, ed.) maka ia membalikkan hatinya di tempat duduknya (berubah saat itu juga, ed.).” (Bayan Fadlli Ilmis Salaf halaman 36)
223. Abu Hatim berkata, diceritakan kepadaku dari Abu Bakr bin Ayyasy, ia berkata, Mughirah mengatakan bahwa Muhammad bin As Saib berkata :
“Marilah kita menuju ke tempat orang Murjiah agar mendengar ucapan mereka.”
(Kata Mughirah) akhirnya ia tidak kembali sampai hatinya terpaut dengan ucapan itu. (Al Ibanah 2/462-471 nomor 449 dan 480)